Jumat, 25 Maret 2011

The Cape Superhero Berilmu Magis

Posted by Teropong Indonesia 02.09, under | 1 comment

The Cape Superhero Berilmu MagisDalam dua episode pertama, penonton berharap bahwa sudah lahir serial TV bergenre superhero yang berkualitas. Namun, setelah menonton dua episode selanjutnya, harapan itu mulai pupus.
Serial Heroes sudah tenggelam, Smallville sebentar lagi ‘tamat’ dan tidak ada yang ingin menonton Wonder Woman. Nampaknya, jaringan televisi membutuhkan serial superhero baru. Jaringan televisi ABC memang cukup bernasib baik dengan No Ordinary Family, serial TV tentang keluarga yang harus bergumul dengan kekuatan super mereka dalam kesehariannya. Kini, penonton disuguhkan serial superhero baru, The Cape, besutan jaringan televisi NBC yang mulai tayang sejak 9 Januari 2011.
Bila dibandingkan dengan Smallville yang diangkat dari komik ke televisi, The Cape termasuk serial superhero yang benar-benar ‘mentah’ diangkat dari komik baik dari segi gaya dan penceritaan.
Lengkap dengan menampilkan judul bab cerita setelah iklan lewat dan sedikitnya satu musuh untuk setiap episode. Boleh dibilang, The Cape diterjemahkan secara langsung dari kisah asli komiknya, yang pada akhirnya, mau tidak mau, membuat cerita terkesan klise.
Dalam episode pembuka yang berlangsung selama dua jam, dikisahkan, Vince Faraday (David Lyons) adalah salah satu polisi baik di kesatuan polisi yang korup. Ia juga menjadi ayah yang baik di rumah dengan membacakan komik The Cape, komik kesukaan putranya, sebelum sang anak tidur. Saat itu, pembunuh serial bertopeng bernama Chess sedang meneror kota Palm City, dan kesatuan polisi melemah seiring dengan pindahnya banyak polisi ke ARK, perusahaan keamanan swasta.
Sementara itu, penyusup online bernama Orwell sedang bergerak membuka rencana jahat perusahaan ARK yang ingin mengambil alih Palm City (boleh dibilang Gotham City dalam versi Los Angeles), dengan cara menakut-nakuti penduduk dan membunuh kepala polisi yang baru. Setelah diajak Marty, seorang teman dekatnya, Faraday akhirnya berpikir bahwa ARK adalah tempat terbaik untuk menjadi polisi yang baik.
Namun sebelum Faraday mulai bekerja untuk ARK, ia mendapati kalau ARK punya rencana jahat. Ia lalu menghubungi temannya Marty yang ternyata termasuk polisi korup. Faraday disekap lalu bertemu dengan Chess, yang ternyata adalah presiden direktur ARK, Peter Fleming (James Frain). Ia menjebak Faraday dengan memakukan topeng Chess di kepalanya. Cerita dalam episode pembuka ini mulai memanas saat Faraday dikejar-kejar polisi hingga ia dianggap mati dalam sebuah ledakan di stasiun kereta. Faraday ternyata berhasil selamat dan harus bersembunyi sementara puteranya menjadi bersedih dan bingung atas tuduhan bahwa ayahnya adalah penjahat.
Layaknya kisah superhero lainnya, Faraday ‘diadopsi’ oleh sebuah ‘keluarga’ perampok bank yang juga berprofesi sebagai pemain sirkus. Tidak diragukan lagi, ada pengaruh kisah Batman di sini, tetapi dengan dialog yang masih perlu diperkaya. Meski demikian, sejumlah hal keren muncul saat Max Malini (Keith David), bos perampok tersebut, memutuskan menolong Faraday menghentikan Chess dengan syarat, Faraday membantunya merampok uang perusahaan ARK di berbagai bank.
Setelah merampok banyak uang, Malini mulai mengajari Faraday berbagai teknik pengalih perhatian dan teknik menghilang. Sementara yang lain mengajarinya teknik hipnotis. Lalu Faraday mendapatkan semacam jubah yang kuat dan fleksibel yang bisa digunakan untuk pertarungan jarak jauh - mengambil pisau atau senjata - layaknya anggota badan Mr. Fantastic. Faraday kemudian menamakan dirinya The Cape, terinspirasi dari nama sosok superhero dalam komik kesukaan puteranya. Ketika Faraday mulai mahir menggunakan teknik-teknik itu, dialog dalam cerita mulai dikurangi sehingga terkesan terburu-buru.
Di sisi lain, penonton diperkenalkan dengan sosok perempuan ‘pendamping’ Faraday, si seksi Summer Glau (Terminator: The Sarah Connor Chronicles). Dan tanpa latar belakang yang jelas, ia mempunyai segudang peralatan teknologi, mobil sport dan persediaan alat senjata yang tak terbatas. Boleh dibilang, sang perempuan identik dengan Lucius Fox dalam Batman.
Sayangnya, pengembangan karakter perempuan ini tidak terlalu menonjol sebelum akhirnya ia memperkenalkan Tarot, sebuah organisasi kumpulan pembunuh dari seluruh dunia. Di sinilah, penonton menjadi berharap bahwa The Cape akan berhadapan dengan berbagai macam musuh yang memiliki keahlian tertentu dalam setiap episode.
Dalam episode dua misalnya, The Cape diperhadapkan dengan musuh baru bernama Cain, seorang juru masak asal Prancis yang ahli membunuh dengan racun. Ceritanya cukup menarik sehingga membuat penonton berharap akan mendapat cerita lebih seru dalam episode selanjutnya. Namun harapan itu agaknya mulai pupus.
Dalam episode tiga, The Cape harus berhadapan dengan Kozmo, tahanan Rusia yang lolos dari penjara. Dalam episode ini, alur cerita cenderung monoton, Kozmo kalah dengan mudah dan hanya membuka sedikit latar belakang Max Malini. Sementara dalam episode empat berjudul ‘Scales’, The Cape bertemu lagi dengan Scales, manusia buruk rupa berkekuatan raksasa yang tampil sekilas pada episode pertama (pilot). Siapa sosok Scales sedikit dibuka termasuk perjumpaan The Cape dengan Peter Fleming (Chess) dalam sebuah insiden di kereta. Perjumpaan musuh bebuyutan inilah yang terlihat konyol dan miskin muatan emosi, terlihat dari ekspresi dan dialog di antara keduanya.
Memang masih terlalu dini untuk menilai sejauh mana ‘nasib’ serial ini. Namun melihat alur cerita, dialog, eksplorasi karakter dan penjiwaan peran yang lemah, The Cape bisa jadi, tidak ada bedanya dengan serial-serial baru lainnya seperti Hawai Five O, The Walking Dead, Undercover atau The Event.

1 komentar:

superhero baru semakin bermunculan, bagaimana dengan nasib superhero senior yang lain? apakah mereka akan terus eksis seiring perkembangan film? Ini ada superhero baru juga brow. Superhero yang edan dan gokil abis! Silahkan klik http://linkkarimajinasi.blogspot.com/2011/04/superhero-battle-hancock-vs-others.html untuk baca pertarungannya. Hancock,yang dibintangi oleh Will Smith

Posting Komentar

Tags

PENGUNJUNG

Blog Archive