Jumat, 25 Maret 2011

Di Tengah Pusaran Konflik

Posted by Teropong Indonesia 02.16, under | No comments

Ilustrasi/soniKonflik dalam kepengurusan partai tampaknya sudah menjadi duri dalam daging di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa.
Sejakdidirikan/deklarasikan pada 23 Juli 1998, konflik selalu mengiringi PKB. Selama lebih dari satu dasawarsa ini, setidaknya tiga kali telah terjadi pelengseran Ketua Dewan Tanfidz atau Ketua Umum dan dua kali pelengseran Sekjen partai berbasis nahdlyin ini akibat konflik internal. Pertama, Matori Abdul Djalil (almarhum) yang juga mantan Menteri Pertahanan terpaksa turun dari jabatannya sebagai Ketua Umum karena berbeda pendapat dengan Ketua Dewan Syuro yang ketika itu dijabat almarhum KH. Abdurrahman Wahid.
Kedua, giliran Ketua Umum PKB Alwi Abdurrahman Shihab yang juga Mantan Menko Kesra yang harus lengser, juga akibat berbeda pendapat dengan Gus Dur. Kemudian yang ketiga, adalah mantan Menneg Percepatan Desa Tertinggal Saifullah Yusuf yang harus turun dari jabatannya sebagai Sekjen PKB.
Keempat, adalah Muhaimin Iskandar yang “dipaksa” mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum. Namun ia akhirnya kembali menjabat ketua umum setelah memenangkan proses pengadilan. Konflik yang disebut terakhir ini sekaligus membuat PKB terbelah menjadi dua, yakni PKB kubu Muhaimin Iskandar dan PKB yang loyal kepada Gus Dur. Kubu-kubuan ini pulalah yang kemudian melahirkan adanya istilah PKB Parung dan PKB Ancol.
Baru-baru ini, di kepengurusan PKB kubu Muhaimin Iskandar yang notabene merupakan PKB yang diakui oleh pemerintah, konflik sekaligus pelengseran kembali terjadi. Jika sebelumnya konflik kerap terjadi akibat perbedaan pandangan antara Ketua Dewan Syuro yang ketika itu dijabat oleh almarhum Gus Dur dengan dewan tanfidz yang menjabat, kali ini konflik terjadi di tubuh dewan tanfidz sendiri, yakni antara Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum dengan Lukman Edy sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen).
Dengan alasan tidak aktif selama kurang lebih satu tahun, Lukman Edy yang mantan Menneg Percepatan PDT itu dipecat oleh Muhaimin. Menurut Muhaimin, DPP PKB telah memberi surat peringatan pertama sampai ketiga kepada Lukman, namun Lukman tidak juga datang. Bahkan Muhaimin mengaku ketika itu telah berusaha menghubungi Lukman, namun tidak berhasil.
“Yang bersangkutan (Lukman-red) sangat dibutuhkan sumbang pikiran dan tenaganya di jabatan Ketua DPP, jabatan sekjen lebih operasional. Tantangan Pemilu 2014 sangat berat, kita memerlukan konsolidasi total dan kuncinya ada di tangan sekjen. Kita akan memilih salah satu kader terbaik PKB untuk duduk sebagai sekjen,” ujar Muhaimin diplomatis di sela-sela pelantikan Bupati Sidoarjo beberapa waktu lalu, memberi alasan soal pemecatan Lukman.
Namun menurut kabar yang berkembang, pemecatan itu sebenarnya dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan visi di antara kedua pengurus teras partai itu, khususnya dalam hal masalah jadual muktamar dan rencana islah akbar PKB.
Seperti dikatakan Ketua DPP PKB Eman Hermawan sebagaimana dikutip Kantor Berita ANTARA, Sekjen PKB Lukman Edy dipecat karena ada perbedaan visi antara Muhaimin Iskandar dengan Lukman Edy dalam membesarkan partai. Menurut Eman, alasan Lukman Edy dipecat karena tidak aktif hanya alasan yang sengaja dibuat Muhaimin Iskandar. “Bukan tidak aktif, tapi memang Lukman Edy dan Muhaimin berbeda visi dalam membesarkan PKB,” tegas Eman.
Lebih lanjut menurut Eman, perbedaan visi itu terlihat dari islah PKB yang belakangan ini sering disuarakan seluruh pemangku kepentingan PKB. “Lukman Edy pro islah tanpa syarat alias merger dengan spirit PKB 1999, dengan para kyai sebagai penopang utama PKB, sedangkan Muhaimin ingin islah dalam pengertian akuisisi karena pemenang dalam sangketa hukum. Bagi Muhaimin, penopang utama PKB adalah elite partai di semua level,” kata Eman.
Eman menuding Muhaimin memang takut pada popularitas dan keseriusan Lukman Edy mengkonsolidasi partai. “Dia selalu paranoid terhadap Lukman Edy yang sedang membangun kekuatan untuk mengalahkan Muhaimin pada Muktamar berikut. Inilah alasan sesungguhnya kenapa Lukman Edy harus disingkirkan,” kata Eman.
Selain konflik antara Muhaimin dengan Lukman Edy, bibit konflik antara Muhaimin dengan anggota F-PKB DPR Lily Chadijah Wahid juga sebelumnya sudah terjadi. Akibat konflik antara bibi dan keponakan itu, Lily pun telah dipecat Muhaimin dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Dewan Syuro. Di mata Lily, kepemimpinan Muhaimin di PKB dianggap tidak efektif lagi sejak menjadi Menakertrans. Karena itu, Lily mendesak Muhaimin melepas jabatannya sebagai Ketua Umum DPP PKB.
Dengan alasan satu dan lain hal, khususnya untuk menghadapi Pemilu 2014, Lily, Lukman, dan beberapa tokoh PKB lainnya, seperti Ikhsan Abdullah dan Hermawi Taslim, belakangan mendesak PKB untuk melakukan islah dan mempercepat pelaksanaan muktamar pada tahun 2010 ini.
Mereka belakangan ini terlihat giat menggalang dukungan kalangan ulama dan santri melalui islah akbar yang rencananya akan digelar di Jawa Timur pada Desember 2010. “Kami akan mengadakan islah akbar. Kalangan ulama banyak yang meresponsnya. Terserah, Muhaimin mau datang atau tidak,” kata Lily beberapa waktu yang lalu.
Menanggapi desakan untuk melaksanakan muktamar pada 2010 ini, kubu Cak Imin dengan tegas menolak. Seperti dikatakan Ketua PKB Marwan Jakfar, PKB tetap akan menggelar muktamar pada 2013. Jika ada oknum yang menyatakan PKB akan menyelenggarakan muktamar sebelum 2013, muktamar itu tidak sah.
Ketua Fraksi PKB DPR RI itu menjelaskan, keputusan Mahkamah Agung dan keputusan Menteri Hukum dan HAM secara jelas menyebutkan, periode kepengurusan DPP PKB dengan Ketua Umum Muhaimin Iskandar pada 2008-2013.
Sementara menanggapi islah yang diupayakan Lily cs, banyak pihak yang sangat setuju, namun tidak sedikit juga yang merasa pesimis. Bagi sebagian pihak, wacana ini hanya dianggap ‘lagu lama’. Dari dulu, setiap ada konflik di dalam partai ini, wacana islah memang selalu mengemuka. Namun hingga kini, islah tidak pernah terwujud. Perbedaan dan kubu-kubuan tetap dipelihara di dalam kepengurusan partai ini.
Mantan Sekjen DPP PKB yang kini menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sendiri pesimis akan islah yang digagas Lily dan Lukman itu bisa terwujud dengan baik. “Ini baru bertepuk sebelah tangan. Kalau mau islah jangan ada yang ditinggal, kalau ada yang ditinggal ya berat. Islah akan berhasil kalau semua terlibat. Sayangnya Muhaimin (Ketua DPP PKB) tidak masuk,” kata Gus Ipul beberapa waktu yang lalu.

0 komentar:

Posting Komentar

Tags

PENGUNJUNG

Blog Archive